Sebelum kita bandingkan tentang belajar Al Quran dengan dauroh dengan tanpa Dauroh misalnya dengan belajar mandiri. Mari kita renungkan petikan ayat Al Quran surat Al Jumu’ah ayat dua sebagai berikut: 

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٢

2. Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Menurut tafsir Jalalain tafsir di atas adalah (Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf) yaitu bangsa Arab; lafal ummiy artinya orang yang tidak dapat menulis dan membaca kitab (seorang rasul di antara mereka) yaitu Nabi Muhammad saw. (yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya) yakni Al-Qur’an (menyucikan mereka) membersihkan mereka dari kemusyrikan (dan mengajarkan kepada mereka Kitab) Al-Qur’an (dan hikmah) yaitu hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, atau hadis. (Dan sesungguhnya) lafal in di sini adalah bentuk takhfif dari inna, sedangkan isimnya tidak disebutkan selengkapnya; dan sesungguhnya (mereka adalah sebelumnya) sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. (benar-benar dalam kesesatan yang nyata) artinya jelas sesatnya.

Penggalan tafsir di atas jelas bahwa tugas rasul adalah salah satunya membacakan ayat suci Al Quran kepada umatnya. Inilah yang menjadi penekanan bukti bahwa Al Quran tidak bisa dipelajari mandiri. Dan akan sangat kesulitan apabila kita tidak pernah dikoreksi bacaan Al Qurannya oleh guru. Sehingga jikalau menemui kesulitan akan sulit nantinya diluruskan kekeliruannya.

Maka dari itu mari kita sempatkan untuk mengikuti dauroh Al Quran secara komprehensip agar kiat bisa mengisi hari-hari di kehidupan kita yang akan datang dengan tuntunan cahayaNya lewat Al Quranul karim.

Scroll to Top